Pola Komunikasi Orang Tua Tunggal dalam Membentuk Kedisiplinan pada Anak Menjalankan Ajaran Agama Islam
Kata Kunci:
Pesantren, Orang Tua, Pola dan KomunikasiAbstrak
Artikel ini ditulis dengan tujuan untuk mengetahui: 1). Pola komunikasi orang tua tunggal dalam membentuk kedisiplinan melaksanakan ajaran Islam di Kecamatan Medan Helvetia; 2). Dampak dari kurangnya komunikasi orang tua tunggal terhadap kedisiplinan anak dalam melaksanakan ajaran Islam; 3). Kendala yang dihadapi oleh orang tua tunggal dalam mendisiplinkan anak dalam melaksanakan ajaran Islam; 4) Upaya yang dilakukan orang tua tunggal dalam mendisiplinkan anak melaksanakan ajaran Islam. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Setelah dilakukan penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1). Pola komunikasi orang tua tunggal dalam membentuk kedisiplinan anak dalam menjalankan ajaran Islam di Kecamatan Medan Helvetia umumnya dilakukan pada saat makan malam, saat santai atau pada saat-saat yang tepat, dimana anak selalu bersama orang tua untuk mengutamakan kepentingan anak dan mengendalikan anaknya, bersikap rasional, selalu berpedoman pada rasio atau pemikiran yang sesuai logika.; 2). Dampak dari kurangnya komunikasi orang tua tunggal untuk mendisiplinkan anak dalam melaksanakan ajaran Islam antara lain perubahan perilaku anak menjadi kaku (keras), cenderung emosional dan menolak, anak mudah tersinggung, takut, sedih dan merasa tidak bahagia, mudah teralihkan perhatiannya, stres, arah masa depannya jelas dan tidak menentu, gangguan psikologi anak dan krisis identitas; 3). Kendala yang dihadapi single parent dalam mendisiplinkan anak melaksanakan ajaran Islam antara lain kurangnya waktu karena kesibukan orang tua di luar rumah sehingga memberikan penekanan atau penegasan untuk melaksanakan ajaran Islam tidak dapat dilakukan sewaktu-waktu. Wawasan orang tua yang kurang memahami untuk disiplin melaksanakan ajaran Islam; 4). Upaya yang dilakukan orang tua tunggal dalam mendisiplinkan anak menerapkan ajaran Islam antara lain pendekatan, memasukkan anak ke pesantren, menerapkan tata tertib rumah, hukuman dan ganjaran